Cara pilot menanggapi kerusakan teknis mengakibatkan kecelakaan sebuah pesawat AirAsia yang jatuh ke Laut Jawa, menewaskan semua 162 orang di dalamnya. Pesawat Air Asia jatuh pada tanggal 28 Desember 2014 dengan rute Surabaya menuju Singapura dengan nomor penerbangan Air Asia 8501.
Itu adalah salah satu dari serangkaian bencana penerbangan yang terjadi di Asia pada tahun 2014, termasuk hilangnya misterius MH370 atas Samudera Hindia dan kecelakaan Penerbangan 222 TransAsia di sebuah pulau Taiwan.
Dalam bencana AirAsia, sistem yang mengatur gerakan kemudi pesawat itu tidak berfungsi akibat adanya retakan. Dalam catatan perawatan pesawat dijelaskan bahwa telah terjadi sebanyak 23 kali kerusakan pada fungsi tersebut pada tahun sebelumnya, dan interval atas insiden tersebut menjadi lebih kerap terjadi dalam tiga bulan sebelum kecelakaan itu, Menurut Laporan dari Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia.
Dengan kata lain, itu adalah serangkaian kegagalan teknis, tapi respon dari pilot menyebabkan pesawat itu jatuh.
Penyelidikan yang melibatkan Australia, Perancis, Singapura dan Malaysis, menunjukan adanya kelemahan dalam pelatihan pilot dalam menangani gangguan, atau ketika sebuah pesawat terbang miring lebih dari 45 derajat.
"Rekomendasi kami untuk AirAsia adalah untuk melatih pilot mereka ke pesawat Airbus tentang cara melakukan upset recovery," kata penyidik Nurcahyo Utomo.
AirAsia pilot belum dilatih untuk skenario itu, tambahnya, karena manual yang disediakan oleh produsen pesawat, Airbus 320, dirancang untuk mencegah dari terjadinya upset condition untuk itu pelatihan untuk upset recovery tidak terlalu dibutuhkan.
Utomo juga mengatakan perekam suara kokpit menunjukkan petunjuk membingungkan dari kapten ke co-pilot yang sedang berjaga kontrol pada saat itu.
"Bagian yang paling menarik yang bisa didengar dari CVR adalah bahwa setiap kali pesawat naik, kapten berkata 'pull down.' ... Untuk turun, kapten seharusnya mengatakan 'push'/ dorong sementara untuk naik, kapten seharusnya mengatakan mengatakan 'pull'/ tarik dalam referensi untuk mengendalikan pegangan sisi tongkat."
Dengan banyaknya insiden yang terjadi, Air Asia akan lebih meningkatkan standar keselamatan penerbangannya dengan berbagai pelatihan dan rekomendasi dari Mantan Bureau Veritas regulator FAA.
0 comments:
Post a Comment